Minggu, 28 April 2013

Ketololan Waktu Kecil

Jiwa anak-anak menurut gue adalah jiwanya imajinasi, tak terkecuali gue. Kadang imajinasi yang di gabungkan oleh kreatifitas akan menimbulkan sebuah pemikiran dan kegiatan yang sangat….. tolol. Yap kali ini gue mau share tentang ketololan masa kecil gue. Dimana imajinasi merajai kepala gue yang minim rambut pada bagian depan. Ehem, jidat….

1. Menjadi Penjaga Pintu Tol


mungkin pada waktu itu cita-cita gue belum terlalu tinggi, dikarenakan refrensi tentang cita-cita gue belum terlalu banyak, yaitu menjadi penjaga pintu tol. ya walaupun sekarang refrensi cita-cita gue udah banyak, cita-cita gue cuma buka cuci steam. Menurut gue penjaga pintu tol itu asik. Lo duduk, ngambil duit, ngasih struk atau ngasih kartu tol. simple...

Hal ini gue coba interpretasikan dengan gaya gue. Jadi gue ngambil banyak banyak daun seukuran struk tol, gue berdiri tepat di samping polisi tidur komplek gue. Kenapa? Karena mobil-mobil yang lewat akan mengurangi laju kendaraan untuk melewati polisi tidur sehingga gue dapat dengan mudah ngasih karcis, cerdas? Terima kasih….. Dan setiap mobil yang lewat gue akan sedemikian mungkin berusaha memberikan karcis pada mobil itu, bukan pada orangnya. Biasaya gue taro bumper, sela-sela pintu atau ban…. Oke, useless

2. Buku Cetak Bahasa Inggris


Jadi gue punya hubungan emosional dengan buku cetak bahasa inggris gue waktu kelas empat. Jadi di salah satu chapternya ada pelajaran conversation tentang membaca jam. Dan disitu di ilustrasikan oleh dua siswi sd yang salah satunya bernama Putri. Dia berambut bob sepundak, berponi rata dan dikuncir di sebelah kanan. Anak perempuan itu terlihat anggun dan saya suka….. ya, saya suka dengan gambar perempuan di buku cetak……….maafkan saya

3. Undian Playstation Jasjus


Jadi waktu gue sd minuman serbuk yang namanya jasjus itu baru keluar, Agnes Monica bintang iklannya. Promo awal jasjus ini sangat menggiurkan waktu gue masih kecil. Jadi ada hadiah yang diundi yaitu Playstation 2 yang lo bisa dapetin ketika lo ngirim 4 bungkus jasjus rasa apa saja ke alamat yang tertera. Jadi masalahnya berawal dari sini. Waktu itu gue beli 2 bungkus jasjus, sepupu gue 1 bungkus, dan tetangga gue 1 bungkus. Sengketanya adalah ketika playstation itu dating mau ditaro dimana? Gue ngotot minta ditaro kamar gue, karena gue beli dua bungkus, gue ngerasa berhak dong?! Sepupu gue maunya ditaro di lantai dua di kamarnya, dan tetangga gue juga mau hadiah menggiurkan itu diletakkan di rumahnya.

Gue betiga saling ngotot sampai nada bicara semakin tinggi. Namun itu semua dipermasalahkan di waktu yang sangat prematur. Semua itu dipermasalahkan sebelum kita mendapat hadiah undiannya, bahkan sebelum kita mengirimkan keempat bungkus jasjusnya.

4.  Cabut Sekolah


Cabut sekolah yang satu ini bukan cabut yang biasa. Bukan cabutnya anak sma ke warung tongkrongan, bukan cabut anak smp ke UKS pura-pura sakit, bukan juga “SAYA SUDAH CABUT PENGAWAL –PENGAWAL KAMU SUBURR!! BEGINI KAN GAYA KAMU??!!” –Arya Wiguna. tapi ini cabut dengan izin guru...

Gue pertama kali cabut itu kelas 4 SD. Hal ini terilhami ketika gue mengalami sakit perut hebat dan di larikan ke puskesmas terdekat. Ternyata gue dinyatakan dokter mengidap sakit maag. Masalahnya bukan disitu, tapi ketika esok harinya maag itu kambuh, dengan mudah guru gue ngijinin pulang. “bu si Dimas perutnya sakit” ujar seorang murid, “yaudah, suruh pulang” tegas sang guru. Disini gue melihat sebuah peluang. Dan di lain hari ketika gue mulai bosen di sekolah, gue akan mengerahkan seluruh kemampuan acting gue menjadi seorang yang sakit perut, dan seperti yang gue harapkan, “yaudah, suruh pulang”.

5. Mati Lampu


Hal yang satu ini gue gatau, gue yang tolol apa emang nyokap gue yang rese. Jadi waktu gue masih kecil Jakarta masih sering yang namanya mati lampu, walaupun sekarang juga masih, pas pulsa listrik abis. Waktu listrik masih prabayar, hidup matinya kita sangat bergantung pada PLN.

Suatu malam listrik mati ketika gue hendak tidur. Lampu mati, kipas mati. Dan gue yang belum tau apa-apa keheranan kenapa tiba-tiba gelap gulita. Sempet khawatir kalo mata gue yang buta. Setelah sadar ternyata hanya ‘mati lampu’. Dimas yang lugupun bertanya pada ibunya “mah kok mati lampu si mah?” dan ibundapun menjawab “iya ‘PLN’-nya lagi ngambek, nanti dibujuk sama Bu-LN, nanti dinyalain”. Seketika itu pula gue mempercayai sekaligus berimajinasi bahwa Pak LN dan Bu LN adalah sepasang suami istri, suaminya adalah tukang ngambek  yang suka matiin saklar lampu sekomplek.

~~

Tulisan yang gue buat ini memiliki status BO atau bimbingan orang tua. Diharapkan anak-anak yang membaca tulisan ini agar didampingi dan mendapat pengawasan dari orang tuanya.  Supaya dikemudian hari si anak tidak melakukan hal-hal diluar akal sehat seperti di atas.

Minggu, 14 April 2013

Bandung Kota FO

liburaaaaaaaan.......!!! lagi-lagi gue liburan. Sebenarnya liburan bagi gue adalah merupakan suatu ritual dalam penyelesaian skripsi gue. Gue memiliki teknik khas dalam menyelesaikan tugas akhir gue tersebut, tahapnya yaitu: ngajuin judul - liburan - outline - liburan - bab 1 sampe bab 3 - liburan - liburan - liburan. 

Oke, kali ini gue liburan bareng Bulan ke Bandung, yang ternyata lebih banyak factory outletnya dibanding kembangnya. singkat cerita gue mengemasnya dalam bentuk video travel. langsung aja broh di play!!